Monday, August 31, 2009

runaway bride (?)


"Lo yakin akan semua ini Lil?"


"Za, sekali lagi lo nanya, gw kasih bonus payung plus cem-cemannya Yo- si pelatih balet itu!"

Alis Yo langsung naik mendengar nama koko sayang nya disebut-sebut. Dia paling ga' terima kalo kita bertiga mock his cem-ceman as pelatih balet. 'eh, tolong ya, dia itu instruktur body jam' kilahnya sering. Hmm... gw rasa ga' ada bedanya. Kadar centil dan pecicilannya sama kalo lagi ngelatih.

Gw, Reza, Chris dan Yo emang lagi ngobrol di kamar gw, on my last night as a single person.

"Iya Za, pertanyaan lo udah telat 6 bulan. Harusnya lo nanya gini sebelum si Alil memutuskan untuk menikah." Chris nyahut.

"Engga'... maksud gw, pernikahan itu suatu hal yang sakral lho, gw ga' pengen si Alil ragu dalam menjalaninya." Reza berusaha mengungkapkan kekhawatirannya.

Gw ngerti maksud Reza, dia takut banget kalo my marriage won't work, yang cuma bertahan beberapa bulan, nyakitin gw, nyakitin keluarga dan terutama nyakitin bini gw...
Di bayangan Reza, married man harus stuck as married man, ga' bisa lagi flirting, dating, even loving another man.

Yo yang tadi diem, akhirnya nyahut: "emang lo berharap si Alil bisa sembuh...? Wake up, man.. lo kayak baru kemaren jadi banci...!" khas dengan mulut siletnya...

"Ya engga' sih... terlepas dari lo binan atau bukan Lil, gw cuman pengen ngasih tau, ga' gampang jadi seorang suami yang bertanggung jawab dan penuh dengan keterbatasan. Lo masih 28, kayaknya jalan lo masih panjang...
Reza menghela nafas panjang...
"dan kita belum mau kehilangan lo..."

Gw senyum, berusaha menenangkan Reza. Emang banyak sih cerita2 temen yang udah menjalani kehidupan pernikahan, trus tiba-tiba ngilang aja gitu dari peredaran...

"Lo ga usah kuatir Za, kita nih udah temenan berapa lama sih..? bukan setahun dua tahun. Ga' mungkin lah gw kehilangan temen gw yang cantik-cantik macam kalian..

Yo manyun dibilang cantik...
Chris kesenengan...

"Ini cuma path of my life yang harus gw jalanin. It's my destiny..."

................. hening sesaat...................

"Tapi, belom telat lho Lil, kalo lo kabur sekarang..." Reza nunduk maenin HP nya... "Gw rela deh nemenin lo dalam pelarian...., ke Eropa kan..?"

"Halah, lo kira 'Runaway Bride' berlaku buat binan di Indonesia... get real, dong sayang..." Chris ngakak ampe perutnya gerak-gerak.... ih...

a new beginning

zoom in: dua tangan dibalut jas hitam berjabat tangan, satunya sudah agak keriput, satunya lagi masih mulus dengan kuku indah hasil manicure di Royal Spa...

"Saya terima menikahi putri kandung Bapak, dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan perhiasan
sekian gram tunai"


zoom out: yup. that's me... duduk dengan percaya diri berjabatan tangan dengan mertua menyelesaikan suatu perjanjian suci. Ikut duduk disamping, my bride, tersipu malu.

Gw sapukan pandangan sekilas, mertua bahagia, istri sumringah, dan tamu-tamu lain melayangkan senyum ucapan selamat,
but when I saw my mom and dad, yes they're smiling, but there's something behind their smile.. just wondering what's in their head at that time...

sesaat gw sempet blank: is this what I really want? Terpias sejenak di wajah, tapi cepet gw cover dengan senyum tiga jari-fake (ga' sia-sia ikut public speaking course selama ini). Ga' tega ngerusak ruangan yang dipenuhi kebahagiaan hari itu dengan raut muka ragu.

'it's too late for being confused, you already said those sacred words!'

mata gw masih mencari tiga onggok manusia diantara tamu-tamu yang memenuhi acara nikahan di rumah mertua....,
dan itu mereka, masih di pojokan, d
ateng jauh-jauh dari Jakarta menghadiri serangkaian acara pesta gw...,
dan
masih dengan tatapan aneh yang ga' bisa gw jabarkan...

Ada sesuatu di tatapan mereka, terlebih Reza, temen gw yang paling rapi, three pieces suit diantara orang2 yang cuma batik-an. Stand out in the crowd, as he is.
Gw ga' tahan liat mata Reza, yang menatap gw penuh arti... tanpa senyum.

Gw coba senyum ke Yo, dibalut batik body fit lengan pendek warna orange, dan teteeuup, stand out in the crowd...melirik sekilas, dan kembali autis dengan BB nya, just the way he is, ga' peduli dengan keadaan sekitar dimanapun berada.
but I know, deep inside, dia paling peduli sama gw...
gw mengerti ketidakpeduliannya as if he said: 'there's nothing you can do more...'

Cuma Chris yang bales senyum gw, dengan mengacungkan jempolnya, sambil berkali-kali ngebenerin batik kaosnya. Tuh anak emang aneh, ke nikahan pake batik kaos belahan dada rendah. Alih-alih buat ngalihin perhatian orang dari ban pinggangnya, yang ada, malah dadanya jadi keliatan penuh...
Seperti biasa, tiga manusia ini selalu stand out in the crowd...

pengen gw langsung menghambur ke mereka, be bitching about anything...