"Telfon lah, Go...!"
Kedua tangan Reza meremas tangan kiri Lenggo, sementara tangan kanan Lenggo masih asyik memain-mainkan telepon genggamnya..., terlihat ragu, dibalik ekspresi wajahnya yang kosong dan menyiratkan ketidakpedulian.Perlahan Lenggo menoleh keluar melalui jendela coffee shop. Nampak plaza ini sudah mulai ditinggalkan pengunjung satu persatu...
Pukul 9 malam, Reza melirik ke jam tangannya...
"Sampai kapan lo akan begini terus....? udah lebih dari 6 bulan lo menghindar dari Alil..."
Lenggo masih diam...
"...bahkan terakhir,
lo ngelewatin saat-saat penting dalam hidupnya, pernikahan sahabat lo sendiri..."
lo ngelewatin saat-saat penting dalam hidupnya, pernikahan sahabat lo sendiri..."
"Gw masih belum terima, Za..." Lenggo berkata pelan...
Reza menghela nafas dan tersenyum...
"Go..., lo tau ga, betapa sayangnya Alil sama elo...?
satu-satunya temen ceweknya yang selalu dia banggakan...., yang dia percaya luar dalam...
satu-satunya temen ceweknya yang selalu dia banggakan...., yang dia percaya luar dalam...
Lo bisa bayangin kan betapa hancurnya Alil, saat dia tau elo bersikap seperti ini...
kayak ngga ada lagi arti sepuluh tahun persahabatan kalian..?"
kayak ngga ada lagi arti sepuluh tahun persahabatan kalian..?"
sekilas nampak kilatan di mata Lenggo,
"Emang lo kira gw juga ga' hancur...?
selama ini gw percaya sama dia, percaya kalo dia 100% gay tulen.
Kenapa juga sih dia harus nikah..? there's no such a thing like biseksual, Za...! Kalo lo binan, ya binan aja... ga usah bawa-bawa cewek lain untuk dihancurin...
Dasar banci plin-plan... udah banci, plin-plan pula...!! " emosi Lenggo tergambar jelas di wajahnya...
selama ini gw percaya sama dia, percaya kalo dia 100% gay tulen.
Kenapa juga sih dia harus nikah..? there's no such a thing like biseksual, Za...! Kalo lo binan, ya binan aja... ga usah bawa-bawa cewek lain untuk dihancurin...
Dasar banci plin-plan... udah banci, plin-plan pula...!! " emosi Lenggo tergambar jelas di wajahnya...
"Go...," Reza masih berusaha ngomong pelan, mencoba meredam emosi Lenggo.
"Alil memutuskan untuk menikah, ngga segampang balikin telapak tangan.... dan gw yakin, perjuangan batinnya juga ngga ringan...
"Alil memutuskan untuk menikah, ngga segampang balikin telapak tangan.... dan gw yakin, perjuangan batinnya juga ngga ringan...
Alil bukan anak muda yang gampang dipengaruhi siapapun...
semua jalan hidup yang dipilih pasti sudah melalui pemikiran panjang, termasuk pernikahannya...
semua jalan hidup yang dipilih pasti sudah melalui pemikiran panjang, termasuk pernikahannya...
dan bukan ngga mungkin dia juga tidak mikirin resiko atas keputusannya, bahkan resiko kebahagiaannya sendiri.
gw yakin dia udah siap,... dicaci maki temen-temennya, bahkan dikecam oleh elo, orang yang paling dia sayang...
belum lagi diketawain mantan-mantannya yang pernah tersakiti...,
dilepehin temen2 binannya,
direndahkan oleh pandangan orang-orang yang ngga percaya atas pernikahannya...
"...aalah, paling cuma kamuflase...!"
"kebohongan terbesar di tabloid wedding tahun ini..."
"dasar bencong munafik....!!!"
"liat aja..., bentar lagi dia juga beredar..."
"hallooooo..., sejak kapan sih banci bisa sembuh...?"
dan ngga sedikit temen2nya yang taruhan bahwa pernikahannya ngga akan sampai berulangtahun..."
"luar biasa..." Reza geleng-geleng kepala... "kadang gw heran dengan reaksi binan, lebih parah dari para homophobic di luar sana..."
"tapi Alil telen semua itu, Go...!
dia cuma yakin, apa yang dia jalani adalah sebuah kebaikan...,
dan gw percaya, dia akan ngejalanin kewajiban dan tanggung jawabnya...
dan gw percaya, dia akan ngejalanin kewajiban dan tanggung jawabnya...
dia ngga pengen muluk-muluk membayangkan bisa sembuh jadi straight 100%...
dia juga ngga pernah memberi jaminan kepada siapapun, bahkan ke dirinya sendiri bahwa pernikahannya akan berjalan mulus, langgeng, dan happily ever after...
..............
dia juga ngga pernah memberi jaminan kepada siapapun, bahkan ke dirinya sendiri bahwa pernikahannya akan berjalan mulus, langgeng, dan happily ever after...
..............
even seorang hetero pun ngga bisa menjanjikan hal seperti ini..."
"Lo ga' kasihan sama Alil, Go...?
dari kecil dia sudah tersiksa dengan pertentangan batinnya, sampe ngumpet dikolong tempat tidur saat temen2nya ngajak main bola, hanya karena Alil kecil ketakutan temen2nya tau caranya ngejar bola lebih mirip penari balet...
selama hidupnya dia pakai topeng di depan keluarganya, temen sekolahnya, di lingkungan kantornya.. bisa lo bayangin kan, hidup kayak gitu...?
dia cuma bisa berharap sama gw, Chris, Yo, dan elo, yang bisa menerima dia apa adanya..., mendukung apapun keputusan yang ditempuh...
dia cuma punya kita, Go..."
Air muka Lenggo melunak, perlahan tundukkan kepala, tak sanggup menatap mata Reza...
"dia udah punya istrinya, Za..." terungkap nada kekecewaan dibalik suara pelan Lenggo...
Reza tersenyum bijak...
"sudahlah Go..., ngga usah berandai-andai...
Will and Grace juga ga' akan pernah jadian kok... tapi mereka masih tetap bersama"
Kepala Lenggo diusap sayang...
"...telfonlah, Go...!"
#Alil - haaaatchhiiii... haaaaatchiiii.... srooottt.... *bersin-bersin...