"kalian udah nelpon dia...?"
Yo nanya cuek sambil tetap memandang ke daftar menu.
"udah, tapi ga diangkat...! sms juga ga dibales..."
Chris nyahut lantas noleh ke gw...
"mulut lo terlalu kasar, Lil..." ujar Yo
"iya deh..., mulut lo yang paling bener sedunia perbinanan..." Chris nyindir Yo...
gw menghela nafas dalam... feeling guilty...
"gw juga dah minta maaf kok..., tapi ga ada jawaban..."
"ya udahlah, biarin aja... mungkin Reza emang perlu sendiri dulu.. siapa tau dia bisa berfikir lebih jernih..." Yo berusaha nenangin gw.
"maklum aja Lil.. dia kan ga pernah ngerasain susahnya jadi brondong..."
...........................................
setiap binan, - hmm... jangan setiap binan deh -... setiap orang.... pasti pernah ngerasain cinta pertama...
kalo para straight ngerasainnya pas masa-masa SMP, para cong kebanyakan merasakannya saat jadi brondong...
rasanya sama... konyolnya hampir mirip... noraknya kurang lebih juga serupa...
sering berbunga-bunga saat di telpon..., kadang sambil peluk guling... dan ngaca... -ih...
saat chat di sms..., jempol bergerak dengan kecepatan tinggi seiring cepatnya dentuman gejolak hati...
beranjak tidur, hanya dia seorang yang terfikirkan...
bangun tidur, senyum mengembang berharap ketemu sang pujaan hari itu...
lewat di depan rumahnya... atau hanya ngeliat atap rumahnya aja, hati udah seneng ngga karuan...
dengerin lagu kesayangan si pria idaman, langsung bersenandung sambil senyum-senyum ngga jelas...
kalau bisa, selalu ingin bersamanya...
bersisian... setiap saat... setiap waktu...
waduh... fairy tale banget kan..?
ngga tau aja kalo statistik kegagalan cinta pertama buat brondong-cong dan abg-straight, juga hampir sama...: hampir semuanya masuk ke kategori 'ngarep-dot-com'. (ngarep-dot-cong - untuk para binan - quoted from someone's blog...)
Lain dengan Reza..., dia ngga pernah ngerasain itu semua...
pernah sih, dia ngerasain cinta pertama..., tapi ngga sampe norak dan konyol seperti kebanyakan brondong lain (lirik sapa ya..? ... hihihi... Natta aja deh...)
Reza merupakan salah satu tokoh another fairy tale yang jarang ditemukan di dunia nyata... one in a million...
Saat menjalani masa akhir SMA di Tasik, secara kebetulan Reza berkenalan dengan Mas Halim, pria tampan berusia 34 tahun asal Jakarta yang saat itu berkunjung ke sana. Mas Halim yang mature dan dewasa, menarik hati Reza muda yang kehilangan figur ayah saat masih kecil.
Tertarik dengan Reza brondong yang berperawakan bersih dan manis - seperti kebanyakan pria muda dari tanah pasundan lainnya - Mas Halim jatuh cinta..., dan dengan sabar membujuk dan mengajak Reza untuk ikut ke Jakarta.
mengingat tak banyak yang bisa Reza lakukan di kampungnya setelah lulus SMA - sementara kuliah bukanlah salah satu opsi - , bekerja di kota besar merupakan salah satu pilihan yang layak dipertimbangkan.
Saat itu Mas Halim baru keluar dari perusahaan tempat dia bekerja dan mulai membuka bisnis konsultan manajemen sendiri. Reza berperan sebagai kekasih, asisten pribadi merangkap supir, dan ngga tanggung-tangung; pemegang keuangan bisnis Mas Halim (bukan perencana keuangan, lebih tepatnya bendahara uang masuk dan keluar). Reza yang memang pantas untuk dipercaya, memegang penuh akses ke asset perusahaan Mas Halim.
Kehidupan berkecukupan pun dinikmati bersama,
hedonis style pun tercicipi...; ganti mobil layaknya ganti high heels..., nge-gesek kartu kredit / debit segampang ngelentikin bulu mata..., dan enjoying high quality travelling kesana kemari...
Namun kehidupan Reza tak melulu indah...
Seperti kebanyakan bisnis yang jatuh bangun, roda bisnis Mas Halim pun berputar. Reza pun senantiasa setia berada disisi Mas Halim saat usahanya sedang jatuh, menangis berdua saat harus melepas asset satu persatu dan kembali tertawa bersama saat bisnis sedang di atas.
Empat tahun Reza menikmati peran cinderella-nya sampai akhirnya berkenalan dengan gw, Chris, dan Yo....
Dari kita bertiga, Reza membuka mata dan menyadari bahwa kehidupan cong lain tak seindah yang dia perankan. Dia melihat kita bertiga harus bekerja keras untuk hidup yang lebih baik.
Bukan berarti kita bertiga mengecilkan arti asisten pribadi, tapi kita menyayangkan kalau Reza tak mengembangkan his own personal skill, dan hanya bergantung dari Mas Halim dan bisnisnya...
Well, for getting real... iya kalo Reza masih tetep cantik dan bersinar hingga Mas Halim masih betah bersamanya...,
lah kalo seandainya Mas Halim nya berpaling...? or -for the worst- (knock on the wood...), berpulang....?
Sudah banyak contoh... kalo asset warisan dan claim asuransi tak kan mampu bertahan lama...
Reza yang saat itu gaptek dan english illiterate, akhirnya ter-racuni oleh kita bertiga untuk mau belajar bahasa Inggris, memahami operasi komputer dan menyerap ilmu-ilmu konsultan manajemen & marketing. Dan emang dasarnya kalo seorang binan itu 'fast learner', dalam waktu tiga tahun, Reza dapat memposisikan dirinya sebagai partner kerja Mas Halim.
hmmm.. another fairy tale yang sulit dipercaya ada di bumi Jakarta.
Terbukti, bahwa dengan skill yang Reza miliki, walaupun saat ini sudah pisah dengan Mas Halim, Reza masih dipercaya untuk ikut menjalankan bisnis bersama.
brondong bertingkah konyol mengejar-ngejar pria idaman dan serta merta jatuh cinta...? TAK ADA dalam sejarah kamus Reza.
mungkin inilah alasan mengapa Reza sepertinya tak mampu memahami perasaan para brondong yang mengejar dirinya.
.................................
"Eh, itu Reza ya, yang jalan ke sini..?"
dan dia tidak sendiri...
tiba-tiba Chris menunjuk ke arah seseorang yang melangkah ke restoran ini..., tersenyum ke arah kita...
"Lho, itu bukannya Andrew..., yang jalan bareng dia..?"