Sunday, December 27, 2009

fairy tale


"kalian udah nelpon dia...?"
Yo nanya cuek sambil tetap memandang ke daftar menu.

"udah, tapi ga diangkat...! sms juga ga dibales..."
Chris nyahut lantas noleh ke gw...

"mulut lo terlalu kasar, Lil..." ujar Yo

"iya deh..., mulut lo yang paling bener sedunia perbinanan..." Chris nyindir Yo...

gw menghela nafas dalam... feeling guilty...
"gw juga dah minta maaf kok..., tapi ga ada jawaban..."

"ya udahlah, biarin aja... mungkin Reza emang perlu sendiri dulu.. siapa tau dia bisa berfikir lebih jernih..." Yo berusaha nenangin gw.
"maklum aja Lil.. dia kan ga pernah ngerasain susahnya jadi brondong..."
...........................................

setiap binan, - hmm... jangan setiap binan deh -... setiap orang.... pasti pernah ngerasain cinta pertama...
kalo para straight ngerasainnya pas masa-masa SMP, para cong kebanyakan merasakannya saat jadi brondong...
rasanya sama... konyolnya hampir mirip... noraknya kurang lebih juga serupa...
sering berbunga-bunga saat di telpon..., kadang sambil peluk guling... dan ngaca... -ih...
saat chat di sms..., jempol bergerak dengan kecepatan tinggi seiring cepatnya dentuman gejolak hati...
beranjak tidur, hanya dia seorang yang terfikirkan...
bangun tidur, senyum mengembang berharap ketemu sang pujaan hari itu...
lewat di depan rumahnya... atau hanya ngeliat atap rumahnya aja, hati udah seneng ngga karuan...
dengerin lagu kesayangan si pria idaman, langsung bersenandung sambil senyum-senyum ngga jelas...
kalau bisa, selalu ingin bersamanya...
bersisian... setiap saat... setiap waktu...


waduh... fairy tale banget kan..?


ngga tau aja kalo statistik kegagalan cinta pertama buat brondong-cong dan abg-straight, juga hampir sama...: hampir semuanya masuk ke kategori 'ngarep-dot-com'. (ngarep-dot-cong - untuk para binan - quoted from someone's blog...)


Lain dengan Reza..., dia ngga pernah ngerasain itu semua...
pernah sih, dia ngerasain cinta pertama..., tapi ngga sampe norak dan konyol seperti kebanyakan brondong lain (lirik sapa ya..? ... hihihi... Natta aja deh...)
Reza merupakan salah satu tokoh another fairy tale yang jarang ditemukan di dunia nyata... one in a million...

Saat menjalani masa akhir SMA di Tasik, secara kebetulan Reza berkenalan dengan Mas Halim, pria tampan berusia 34 tahun asal Jakarta yang saat itu berkunjung ke sana. Mas Halim yang mature dan dewasa, menarik hati Reza muda yang kehilangan figur ayah saat masih kecil.

Tertarik dengan Reza brondong yang berperawakan bersih dan manis - seperti kebanyakan pria muda dari tanah pasundan lainnya - Mas Halim jatuh cinta..., dan dengan sabar membujuk dan mengajak Reza untuk ikut ke Jakarta.

mengingat tak banyak yang bisa Reza lakukan di kampungnya setelah lulus SMA - sementara kuliah bukanlah salah satu opsi - , bekerja di kota besar merupakan salah satu pilihan yang layak dipertimbangkan.

Saat itu Mas Halim baru keluar dari perusahaan tempat dia bekerja dan mulai membuka bisnis konsultan manajemen sendiri. Reza berperan sebagai kekasih, asisten pribadi merangkap supir, dan ngga tanggung-tangung; pemegang keuangan bisnis Mas Halim (bukan perencana keuangan, lebih tepatnya bendahara uang masuk dan keluar). Reza yang memang pantas untuk dipercaya, memegang penuh akses ke asset perusahaan Mas Halim.

Kehidupan berkecukupan pun dinikmati bersama,
hedonis style pun tercicipi...; ganti mobil layaknya ganti high heels..., nge-gesek kartu kredit / debit segampang ngelentikin bulu mata..., dan enjoying high quality travelling kesana kemari...

Namun kehidupan Reza tak melulu indah...
Seperti kebanyakan bisnis yang jatuh bangun, roda bisnis Mas Halim pun berputar. Reza pun senantiasa setia berada disisi Mas Halim saat usahanya sedang jatuh, menangis berdua saat harus melepas asset satu persatu dan kembali tertawa bersama saat bisnis sedang di atas.


Empat tahun Reza menikmati peran cinderella-nya sampai akhirnya berkenalan dengan gw, Chris, dan Yo....
Dari kita bertiga, Reza membuka mata dan menyadari bahwa kehidupan cong lain tak seindah yang dia perankan. Dia melihat kita bertiga harus bekerja keras untuk hidup yang lebih baik.
Bukan berarti kita bertiga mengecilkan arti asisten pribadi, tapi kita menyayangkan kalau Reza tak mengembangkan his own personal skill, dan hanya bergantung dari Mas Halim dan bisnisnya...


Well, for getting real... iya kalo Reza masih tetep cantik dan bersinar hingga Mas Halim masih betah bersamanya...,
lah kalo seandainya Mas Halim nya berpaling...? or -for the worst- (knock on the wood...), berpulang....?

Sudah banyak contoh... kalo asset warisan dan claim asuransi tak kan mampu bertahan lama...

Reza yang saat itu gaptek dan english illiterate, akhirnya ter-racuni oleh kita bertiga untuk mau belajar bahasa Inggris, memahami operasi komputer dan menyerap ilmu-ilmu konsultan manajemen & marketing. Dan emang dasarnya kalo seorang binan itu 'fast learner', dalam waktu tiga tahun, Reza dapat memposisikan dirinya sebagai partner kerja Mas Halim.
hmmm.. another fairy tale yang sulit dipercaya ada di bumi Jakarta.

Terbukti, bahwa dengan skill yang Reza miliki, walaupun saat ini sudah pisah dengan Mas Halim, Reza masih dipercaya untuk ikut menjalankan bisnis bersama.

brondong bertingkah konyol mengejar-ngejar pria idaman dan serta merta jatuh cinta...? TAK ADA dalam sejarah kamus Reza.
mungkin inilah alasan mengapa Reza sepertinya tak mampu memahami perasaan para brondong yang mengejar dirinya.
.................................

"Eh, itu Reza ya, yang jalan ke sini..?"
tiba-tiba Chris menunjuk ke arah seseorang yang melangkah ke restoran ini..., tersenyum ke arah kita...
dan dia tidak sendiri...

"Lho, itu bukannya Andrew..., yang jalan bareng dia..?"


Wednesday, December 16, 2009

father figure


"nama kamu siapa?"
tanya gw sopan, sambil menjabat tangannya...

"saya Andrew, mas..."
tangannya halus...
"oh... udah lama dateng..?"

"udah... tadi dateng bareng Mas Reza..."
ujarnya sambil celingukan mencari sosok Reza diantara belasan manusia yang berenang di kolam ini...

sambil pake kacamata renang dan melepas bathrobe di bangku panjang, gw peratiin sekilas brondong ini menggemaskan juga dengan rambut ikalnya. wajah tirus polos, dengan mata jenaka menyiratkan jiwa muda, jiwa penuh semangat dengan libido tinggi...
ah, jadi inget masa - masa jadi brondong dulu... hihihi

"kamu masih sekolah?"

"udah kuliah mas..., semester akhir, lagi TA..."

"oohhh...
kok ga berenang?"

"ngga mas... disini aja... nungguin mas Reza..." dia tersenyum... polos banget...

"oohhh.. ya udah, saya tinggal dulu ya..."

akhirnya gw menemukan tiga onggok manusia sedang bercengkrama bak bidadari yang lagi turun mandi...

"Aliiiiiiiiiiiiiiiiiiilll"
Chris udah teriak dari jarak 10 meter...melambai-lambai serasa miss Indonesia...

"kok telat, Lil..?"
Yo keliatan udah lumayan capek berenang, keliatan dari nafas nya yang ga beraturan...

"biasalah.. masalah rumah tangga... hayah...
eh, itu brondong lo, Za..?" gw ikut nyebur basahin diri... "baru, kayaknya...?"

"ngga.. temen doang..." Reza cuek sambil mengapung dengan punggungnya...

"temenin dong za.., kasian dari tadi dia sendirian..." suruh Chris...

"halah.. biarin aja... kalo ga mau renang, siapa suruh ngikut...?" Reza ketus...
gw, Chris dan Yo saling pandang menyelidik, tapi menahan diri untuk nanya lebih jauh...

"guys, renang lagi yuk..., temenin gw..."

Yo dan Reza mengiyakan, sementara Chris menolak... dia memilih untuk stay di pinggir, sambil mengibaskan rambutnya berasa punya rambut panjang... lebay deh...
"gw disini aja ya... tuh ada mas-mas yang renang dipinggir sendirian... kasian kalo dia tenggelam, ga ada yang nolongin..."

"hayaaahh.. bilang aja mau ngelacur, buuu..."
hahhaha...

gw paling seneng renang sama para bidadari ini... bisa renang serius nonstop 10 kali bolak-balik bareng Yo dan Reza...
mereka berdua ini emang gila renang, kayak deny manusia ikan..
dari Reza gw belajar gimana ngatur nafas biar bisa renang konstan dan lama,
dan Yo ngajarin teknik renang gaya bebas yang bener, ngga seperti gaya renang di kali.. hehehe...
Alhamdulillah, gaya renang gw udah jauh lebih baik dari gaya anjing berenang.. hihihi..
dan bikin teknik nafas gw lebih bagus waktu nyanyi di paduan suara...

kalo Chris?
hmm.. biasalah.., dengannya kita bisa cekikikan di pinggir kolam, ciprat-cipratan air serasa mandi sambil nyuci di kali, lengkap dengan kain basahan se dada dan nge gendong bakul cucian...
hihihi...

selesai renang, gw liat Andrew masih setia nungguin kita sambil maenin HP nya...
kasian... dua jam di anggurin... untung blom laleran..

seperti biasa, abis berenang, kita bakal nyari tempat makan, berusaha balas dendam dengan asupan kalori pengganti yang tadi terbuang.. hahaha... ngga ngefek ternyata renang lama-lama kalo ujung-ujungnya makan besar...

"mau kemana, mas?" Andrew tiba-tiba nanya Reza...

"ini mau makan dulu ama temen-temen..." Reza memandang kita bertiga. Gw, Yo, dan Chris berusaha menyingkir...

"lho tadi katanya abis renang, mau nganterin saya pulang...?" Andrew mulai merajuk...

"Andrew.., kan saya tadi udah bilang..., saya ngga tau bakalan selesai jam berapa..., lagian kenapa sih kamu tadi ngga minta di drop aja...?"

"saya fikir, kita bakal pulang ke tempat saya..." Andrew cuma nunduk...

"aduh, saya ngga ada waktu deh, kayaknya...
kamu bisa pulang sendiri kan? naik taksi aja... nih saya kasih ongkos taksinya" dengan tanpa rasa bersalah Reza ngeluarin duit seratus ribuan.

wajah brondong itu keliatan menegang...,
tampak ga percaya dengan apa yang terjadi...
matanya berkaca-kaca menahan kecewa...
tanpa bicara dia lari ninggalin Reza yang masih berdiri menyodorkan selembar uang.

dan entah kenapa gw jadi naik pitam
"kelakuan lo kok kayak bangsat gini sih, Za..? Lo sadar ga sih apa yang lo lakuin barusan..?"

"lho... emang gw salah, nawarin ongkos taksi..?" Reza membela diri

"salah sih ngga. Za... TERKUTUK aja..." Yo ikut-ikutan nyilet...

"kalian kan dah tau, gw ga suka pacaran sama brondong... lagian gw gerah tiga hari ini di ikutin kemana-mana... kayak ga ada kerjaan aja..."

"lo ga suka pacaran, tapi udah lo tidurin kan...? indah banget hidup lo...!" gw jadi nyolot...

"bukan salah gw dong, siapa suruh dia mau gw tidurin...? lagian there's no deal bahwa setelah have sex, kita bakal jadian... NGGA ADA kontraknya, Alil...."

"ya tapi bukan berarti lo memperlakukan dia secara murah kayak gitu dong..? emang dia kucing, lo tawarin ongkos taksi..?

Reza
diem, keliatan males berdebat masalah ini...


"kelakuan lo yang kayak gini yang bikin brondong-brondong polos itu jadi jahat nantinya... You took him for granted, tau ga...?
udah lo pake, trus lo buang....
Lo kira dia ga bakal sakit hati..? binan kayak lo ini yang bikin brondong tumbuh ngga bener...
dan sekarang semua cong nge judge kalo brondong ini begini... begitu...
Lo ga pernah mikir sampe ke sana sih..."

"inget Za.. umur lo tuh udah 30... kalo lo masih nyari figur kebapakan buat jadi pacar lo, yang ada tuh cuma gadun tua... makan deh, tuh aki-aki..!!!

seketika Reza marah, dan pergi ninggalin kita bertiga...

...duh, nyesel juga menghakimi Reza kayak gitu...

Saturday, December 12, 2009

buble chubby


-->

akhirnya pindah kantor juga, meninggalkan area sudirman yang penuh kenangan, ninggalin mas security lantai 4 yang guanteng setengah mampus… (halah.. apaan sih, alil...)
menuju kantor yang membuat pagi alil tidak lagi sama seperti pagi-pagi sebelumnya…

melangkahkan kaki di ruangan baru, ternyata udah ditunggu sama enam orang temen-temen staff, my subordinate.
“pagi, pak alil..”
“wah, pak alil ternyata masih muda! kita panggil ‘bang alil’ aja ya…?”
Diana, satu-satunya cewek di ruangan ini, mencoba ice breaking…

duh.. terserahlah mau dipanggil pak atau bang,… masih mending… daripada dipanggil tante atau zus alil…? bisa bahaya...
lagian ada beberapa staff yang lebih tua… , mungkin mereka sungkan untuk memanggil ‘Pak’ ke gw yang lebih muda.

“sudah di tunggu boss di dalam, bang…!”
and that’s it…
saat gw masuk ke ruangan my supervisor, gw tertegun di pintu…

…bengong…
...tak sanggup berkata apa-apa...
...mati rasa...
…feel like electricity…
(pinjem istilahnya billy elliot..)
…ampe mata berkaca-kaca…
…karena lupa nafas… halah…

he is there…
…the man in my dream…,
…ow.. em…jiyy…

“halo pak chairil, silahkan duduk…”
ramah, dia berdiri mempersilahkan gw duduk…,
hmm, tingginya sama… postur tubuh yang terjaga, dibungkus baju putih body fit, dan dasi biru. Sesaat menyeruak aroma parfum wangi rempah…
“eh, panggil alil saja, Pak…”
gw menjabat hangat tangannya dan duduk di kursi seberang mejanya.
gw pernah melihat bapak ini waktu ada meeting di Head Office, salah satu peserta meeting yang paling bersinar dan layak dilihat. muda, rapi dan mempesona.
waktu itu gw sibuk banget jadi asrot (asisten sorot), hingga tak sempat mencari tau siapa namanya dan dari kantor mana dia berasal.

apabila saat ini adalah cuplikan dari sebuah film, maka akan ada voice over bersuara berat yang mendeskripsikan:
“Ir. Gunawan Bustoni, MAcc, Dess, lelaki asal Jambi berusia 35 tahun, lulusan Perancis, status menikah, memiliki tiga orang anak, saat ini sedang di kagumi sampe melotot oleh salah satu anak buahnya yang binan…”

agak susah mencerna apa yang dia bicarakan, karena terlalu asyik memperhatikan gerak bibirnya saat berbicara dan sesekali tersenyum indah. senyum fantastic.
semua seperti adegan slowmotion…
ini saatnya masuk suara biola menyayat indah…

tiba-tiba dia berdiri, mengitari meja dan mendekat…
sekarang dia sudah berdiri dihadapanku yang masih duduk… tanpa batas…
tangannya menepuk bahuku dan tersenyum…
aku menengadah, memberanikan menatap matanya…
perlahan tanganku menggapai pinggangnya, tanpa mencoba mengalihkan pandangan dari tatapannya yang penuh arti…,
jemariku bermain di resleting pak gun, dan berusaha menurunkannya.

tiba-tiba alunan biola terdengar sumbang dan berhenti… cuplikan film slow motion juga berhenti.
wuooyy bangun…!!! lo kira ini blog gay erotic stories…?!!
alil duduls mencambuk dirinya dengan stapler, … hihihi

ternyata di seberang meja sana, dengan serius pak gun masih berbicara panjang lebar menceritakan kondisi kantor terkait dengan job desc.

oh c'mon alil… tolong dibuka lagi cong manual for dummy, commandment no 14,
‘don’t ever have a flirt to / a crush on / a relationship with your colleagues in the same office.’
jelas..?
moreover he’s straight and you're both married men…
jadi ga ada alasan buat main api…

gosh...
alangkah beratnya menjalani hari-hari di kantor...
...when he’s there...
...my chubby michael buble...
...my boss…

Tuesday, December 8, 2009

alil's morning


-->

pagi itu masih sama seperti pagi-pagi kemarin…
bangun pagi, lanjut dengan rutinitas pagi, dan berangkat ke kantor.
tidak ada yang istimewa. Jakarta masih tetap macet, dibawah terik matahari yang tetap tidak malu-malu.

gw baru nyampe kantor, buka-buka email, ngecek kerjaan kemaren, dan prepare for the morning meeting. then tiba-tiba ada sesuatu yang berbeda pagi ini…

Rini, sang sekretaris berdada penuh, nongol dari balik kubikal… (bukan dadanya yang nongol ya…)
“Pak Alil, dipanggil boss…”

“Ha..?”
(the first ‘Ha…’)
tumben pagi-pagi… blom juga ngupi-ngeteh, blom ngasih blush on, blom benerin alis-maskara, blom pake stocking item…
duh, langsung aja buru-buru dipake high heels manolo-nya…
(bukan Louboutine kayak punya Gogo... hihihi...)
knock knock…
“Morning, sir…”
si boss ternyata lagi nelpun…

Mr. Chairil, good morning… please have a seat…!”
dia taruh gagang telpunnya.
“how’s your sleep last night? any nightmare..?”

"Ha…?"
(the second ‘Ha…’
...plus tampang bengong…)
roh gw masih belom ngumpul untuk sanggup mencerna pertanyaan si boss yang ngga biasa..
“No sir…, same old same old…”

“Hmm.. Mr Chairil.. we have a good news and a good news for you…, which one d’ you wanna hear first…?”

ahaha... ahaha… gw berusaha ketasol (ketawa solider), nanggepin crunchy jokes si boss…
“Good news would be better, sir…!”

“Based on your performance, and through a loooong discussion among us, we’re thinking to promote you to be a staff coordinator…, what do you think…?"

"Ha…?"
(the third ‘Ha…’
...plus tampang dongok…)
pyaakkk.. alil menampar dirinya dengan high heels…
aduuuhh.. . stop pasang tampang dunk-dunk-dunk kenapa sih…?

“Congratulation, Mr. Chairil!
and as usual..., according to our corporate culture, once you’ve been promoted, you’re no longer workin' here.
so we've decided, YOU... are placed to the branch office in…

oh God, please no…
aduh.. Surabaya?…
nooo…
please... jangan ke Makassar dong…

Pancoran…”
Yihaaa…
fiuhhh… gosh… that’s really good news… thank God...!

sebenernya kabar-kabur promosi ini sudah terdengar sebulan ini...
ngga kaget sih, secara gw udah 3 tahun mengabdi jadi corporate slave disini, memang sudah waktunya promosi jadi Ketua Tim. Lumayan gampang memprediksi jenjang karir disini.

tapi yang bikin deg-degan ya kalo ditempatin diluar kota…
bukannya apa-apa… dengan berbagai reason, gw masih terlalu cinta dengan Jakarta…
(sorry ya, 'tta… no offense lho.. hehehe)
lengkap dengan segala kesemrawutannya…
dengan segala tantangannya…
dengan kehidupan binan nya…
dengan warung kopi plus si peracik minuman yang menawan…
dengan keberadaan Chris, Reza, Yo dan Lenggo yang bikin hidup gw lebih berwarna…

tapi bukan itu semua yang membuat alil’s morning would never be the same…


*aduh… alil norak ah… postingan kok pake to be continued.…?